PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) /

INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)


A.Pendahuluan
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang penularanaya terutama melalui hubungan seksual.Terdapat lebih dari 30 jenis mikroba (bakteri,virus dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan yaitu infeksi Gonore, Chlamydia, Syphilis,Herpes genitalis,HIV dan Hepatitis B.

B.Epidemiologi
PMS merupakan salah satu dari sepuluh penyebab pertama penyakit yang tidak menyenangkan pada dewasa muda laki-laki dan penyebab kedua terbesar pada dewasa muda perempuan dinegara berkembang.Dewasa dan remaja (15-24tahun) merupakan 25% dari semua populasi yang aktif secara seksual,tetapi memberikan kontribusi hampir 50% dari semua kasus PMS baru yang diperoleh. Kasus PMS yang terdeteksi hanya menggambarkan 50%-80% dari semua kasus PMS.Hal tersebut mencerminkan  keterbatasan "screening" dan rendahnya pemberitaan mengenai PMS.

Peningkatan insidensi PMS dan penyebaranya diseluruh dunia tidak dapat diperkirakan secara tepat.Pelaksanaan program penyuluhan yang intensif dibeberapa negara akan menurunkan insidensi PMS atau paling tidak insidensinya relatif tetap. Namun demikian, disebagian besar negara insiden PMS relatif masih tinggi dan setiap tahun beberapa juta kasus baru beserta komplikasi medisnnya antara lain kemandulan,kecatatan,gangguan kehamilan,gangguan pertumbuhan,kanker bahkan kematian.

PMS adalah penyakit yang timbul atau ditularkan melalui hubungan seksual dengan manifestasi klinis berupa timbulnya kelainan terutama pada alat kelamin.Penyakit tersebut menjadi lebih penting dengan meningkatanya kasus HIV dan AIDS. Literatur menyebutkan bahwa penularan HIV meningkat 5-10 kali lipat pada seseorang dengan PMS. sebaliknya,penderita HIV akan rentan terhadap PMS sekaligus menyulitkan pengobatan PMS. Kegagalan deteksi dini PMS dapat menimbulkan berbagai komplikasi misalnya kehamilan diluar kandungan,kanker anogenital,infeksi pada bayi yang baru lahir atau infeksi pada masa kehamilan. Banyaknya PMS yang tidak menunjukan gejala (asimtomatik),sehingga mempersulit pemberantasan dan pengendalian penyakit tersebut.Keadaan tersebut diperparah dengan meningkatnya resistensi kuman penyabab PMS terhadap antibiotik seperti tetrasilin,ampisilin,amoksislin bahkan siprofoksasin,sebagai penggunaan yang kurang terkontrol dan tanpa pengawasan dari dokter. 

C.Definisi dan Etiologi
Penyakit kelamin (veneral diseases) sudah lama dikenal di Indonesia dan beberapa diantaranya sangat populer yaitu sifilis dan gonore.PMS dapat diklasifikasikan  menurut penyebabnya ,yakni :
  1. Golongan bakteri diantaranya neisseria gonorrhoeae,treponema pallidum,chlamydia trachomatis,haemophilus ducreyi,calymmatobacterium granulomatis,ureaplasma urealyticum,mycoplasma hominis,gardnerella vaginalis,salmonella sp,shigella sp,campylobacter sp,streptococcus grup b,mobiluncus sp.
  2. Golongan protozoa yaitu trichomonas vaginalis,entamoeba histolytica,giardia lamblia,dan protozoa enerik lainya.
  3. Golongan virus yakni human immunodeficiency virus (Type 1dan 2),herpes simplex virus (Type 1 dan 2),human papiloma virus,cytomegalovirus,epstein barr virus,moluskum kontagiosum virus dan virus enerik lainya.
  4. Golongan ekoparasit yakni phthirus pubis dan sarcoptes scabiei.
  5. Golongan Jamur yaitu candida albicans.
D.Gejala Klinis
Terkadang infeksi menular seksual tidak memberikan gejala,baik pria maupun wanita.Beberapa infeksi menular seksual baru menunjukan gejalanya berminggu-minggu,berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah terinfeksi. Mayoritas infeksi menular seksual tidak menunjukan gejala (asimtomatik) pada perempuan (60-70% dari infeksi gonore dan klamidia). Pada perempuan,konsekuensi menular seksual  sangat serius dan kadang-kadang bersifat fatal (misalnya kanker serviks,kehamilan ektopik,dan sepsis).Konsekuensi juga terjadi pada bayi yang dikandungnya, jika perempuan tersebut terinfeksi pada masa kehamilan yang akan mengakibatkan bayi lahir mati atau kebutaan. 
Gejala Infeski menular seksual bisa berupa :
  1. Gatal kelamin, selangkang dan paha
  2. Adanya sekret ,benjolan,lecet,bengkak disekitar alat kelamin
  3. Buang air kecil yang lebih sering dari biasanya
  4. Demam,lelah
  5. Keluar nanah dan sebagian kasus keluar darah dari penis
  6. Keputihan abnormal
  7. Kulit mengering 
  8. Rasa nyeri disekujur tubuh
  9. Kehilangan berat badan
  10. Diare
  11. Keringat malam hari
  12. Keluar darah diluar masa menstrusi
  13. Sakit dan rasa panas seperti terbakar saat buang air kecil
  14. Kemerahan disekitar area kelamin
  15. Rasa sakit pada perut bagian bawah
  16. Nyeri dan adanya bercak setelah berhubungan intim

E.Cara Penularan Penyakit Menular Seksual

Cara penularan PMS adalah dengan cara kontak langsung dengan eskudat infeksius dari lesi kulit atau selaput lendir pada saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular.Lesi bisa terlihat jelas ataupun tidak terlihat dengan jelasPemajanan hampir seluruhnya terjadi karena hubungan seksual (vaginal,anal,oral). Penularan PMS dapat terjadi dengan cara lain,yaitu melalui darah :
  1. Transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV
  2. Saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba
  3. tertusuk jarum suntk yang tidak steril secara sengaja ataupun  tidak sengaja
  4. Menindik tekinga/tato dengan jarum yang tidak steril
  5. Pengunaan alt pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika terluka dan menyisakan darah pada alat tersebut)
F.Cara Pencegahan
Pencegahan  PMS terdiri dari dua bagian yaitu pencegahan primer dan pencegahan skunder.Pencegahan primer terdiri dari penerapan prilaku seksual yang aman.Sedangkan pencegahan skunder dilakukan dengan menyediakan pengobatan dan perawatan pada pasien yang sudah terinfeksi.

Langkah terbaik untuk mencegah penyakit menular seksual adalah menghindari kontak langsung dengan cara berikut :
  1. Menunda kegiatan seks bagi remaja
  2. Menghindari gonta ganti pasangan seksual
  3. Memakai kondom dengan benar dan konsisten.
Selain pencegahan tersebut,pencegahan PMS juga dapat dilakukan dengan cara mencegah masuknya transfusi darah yang belum diperiksa kebersihanya dari mikroorganisme penyebab PMS.Behati hati dalam menangani segala sesuatu  yang berhubungan dengan drah segar,mencegah pemakaian alat-alat yang tembus kulit (jarum suntik dan alat tindik) yang tidak steril dan menjaga kebersihan alat reproduksi sehingga meminimalisir penularan.

G.Upaya Pengendalian Penyakit Menular Seksual

PMS merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting untuk dikendalikan secara cepat dan tepat,karena mempunyai dampakselain pada aspek kesehatan juga politik dan sosial ekonomi. Kegagalan diagnosis  dan terapi pada tahap dini mengakibatkan terjadinya komplikasi serius sepert iinfertilitas,kehamilan ektopik,kemandulan,impoten,Bayi berat badan lahir rendah,kecacatan bahkan kematian.

Prinsip umum pengendalian PMS adalah bertujuan untuk memutus tali rantai penularan infeski dan mencegah berkembangnya PMS dan kpmplikasinya.Upaya tersebut meliputi:
Upaya Promotif
  • Pendidikan seks yang tepat untuk mengikis ketidaktahuan tentang seksualitas
  • Meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan ajaranagama untuk tidak berhubungan seks selain dengan pasangan yang sah
  • Menjaga keharmonisan pasangan suami istri tidak menyeleweng untuk meningkatkan ketahanan keluarga
Upaya Preventif
  • Hindari hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan atau dengan pekerja seks komersial
  • Bila nerasa terinfeksi ,hindari untuk melakukan hubungan seksual sampai benar-benar dinyatakan sembuh
  • Bila tidak terhindarkan,untuk mencegah penularan maka pergunakan kondom
  • Memberikan penyuluhan dan pemriksaan rutin pada kelompok resiko tinggi
  • Pemeriksaan rutin pada patner seksual
Upaya Kuratif
  • Meningkatkan kemampuan diagnosis dean pengobatan PMS yang tepat
  • Membatasi komplikasi dengan melakukan pengobatan dini dan efekstif baik simtomatik maupun asimtomatik.
Upaya Rehabilitatif
Memberikan perlakuan yang wajar terhadap penderita PMS, tidak mengucilkanya. Terutama oleh keluara dan patnernya untuk mendukung kesembuhanya.

 
Top